MARTAPURA I Keberhasilan Polres Banjar menangkap komplotan jambret yang sempat meresahkan masyarakat, menjadi kabar melegakan.
Namun di balik penangkapan itu, tersimpan luka batin mendalam yang masih membekas bagi para korban, khususnya perempuan.
Salah satunya dialami oleh D (33), seorang ibu rumah tangga asal Kecamatan Gambut. Ia menjadi korban aksi keji para tersangka berinisial RJ, MR, dan RA saat pulang dari warung sekitar pukul 20.30 WITA.
Kala itu, ia tengah membonceng anaknya yang masih berusia lima tahun.“Saya sudah merasa diikuti sejak di tikungan. Tapi saya kira cuma kebetulan,” tutur D saat ditemui infodetik.co, Selasa (5/8/2025).
“Tiba-tiba motor saya ditarik dari samping, mereka rebut tas saya. Saya refleks mempertahankannya. Tapi malah terseret…”
Tangis inisial D pecah saat mengenang kejadian tersebut. Ia dan anaknya terjatuh keras di aspal. “Anak saya sampai berdarah di lutut.
Saya sendiri memar di tangan dan punggung. Tapi yang paling menyakitkan itu perasaan takutnya,” ucapnya sambil terisak.
Inisial D mengaku sejak kejadian itu dirinya mengalami trauma berat. Ia tidak lagi berani keluar rumah sendirian pada malam hari, bahkan untuk sekadar ke warung terdekat.
“Saya kehilangan rasa aman. Padahal jalan itu sebelumnya selalu ramai, tapi entah malam itu kenapa sepi. Kalau tidak segera ditangkap, mungkin korban berikutnya lebih parah,” ucapnya.
Ia menambahkan, bahwa pemulihan psikologis korban juga harus menjadi perhatian, tidak kalah penting dari proses hukum.
“Kita bicara soal luka yang tak kasat mata. Dukungan keluarga, komunitas dan penegak hukum bisa mempercepat pemulihan,” tegasnya.
Sementara itu, AKBP Dr. Fadli menegaskan bahwa pihaknya tak hanya fokus pada penindakan pelaku, tapi juga mendukung pemulihan korban.
Ia juga menyebut akan meningkatkan patroli dan pencahayaan di sejumlah titik rawan.“Kami telah mengidentifikasi titik-titik rentan, dan berkoordinasi dengan Pemda untuk memperbaiki penerangan jalan umum,” kata Kapolres Banjar.
“Kami juga sedang mengupayakan pendampingan psikologis bagi korban, terutama jika melibatkan anak-anak.”
Langkah ini pun mendapat apresiasi dari berbagai kalangan. Tokoh masyarakat Gambut, ia menyebut bahwa keamanan adalah tanggung jawab bersama.
“Kalau polisi sudah bertindak tegas, masyarakat juga harus saling menjaga dan peduli,” ujarnya.
Penangkapan inisial RJ, MR, dan RA memang menutup bab aksi sadis mereka, tapi membuka cerita panjang tentang pentingnya perlindungan terhadap korban.
“Saya hanya ingin bisa keluar rumah tanpa rasa takut,” ungkap inisial D pelan, sambil menggenggam tangan anaknya erat-erat.(@Gus Kliwir)
Discussion about this post