PATI I Suasana Kirab Boyongan dalam peringatan Hari Jadi ke-702 Kabupaten Pati, pada Kamis (7/8/2025) benar-benar menghipnotis ribuan mata yang memadati area Pendopo Kabupaten.
Tapi di tengah parade budaya yang megah itu, satu sosok kecil mencuri perhatian publik, Ratu Ulfa Syifanazia Adreena dari siswi kelas 2C SD Negeri Pati Kidul.
Wajahnya berseri, langkahnya ringan namun anggun, dan senyumnya memancarkan ketulusan yang membuat siapapun terpikat.
Tidak berlebihan bila banyak masyarakat menyebutnya sebagai “ikon kecil budaya Pati”. Ratu Ulfa tampil membawa nuansa segar dalam acara yang kental akan nilai tradisi.
Ratu Ulfa tidak hanya hadir sebagai peserta. Keikutsertaannya membawa makna simbolis bahwa generasi muda tidak lepas dari akar budayanya.
Ia ikut dalam iring-iringan boyongan dengan penuh semangat dan dedikasi. Bahkan beberapa tokoh penting, termasuk dari jajaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, menyampaikan rasa bangga mereka.
Fauzin Futiarso, S.T., Kepala Bidang Pembinaan SMP Kabupaten Pati, menilai Ratu Ulfa sebagai gambaran ideal generasi penerus Pati.
“Yang paling kami soroti adalah sikapnya. Sopan, santun, dan tidak sombong. Ini bekal penting dalam membentuk karakter anak sejak dini,” kata Kepala Bidang Pembinaan SMP Kabupaten Pati kepada infodetik.co
Tak hanya pejabat, warga yang hadir juga menunjukkan antusiasme terhadap Ratu Ulfa. Mereka berkerumun mengajak foto bersama dan memberikan pujian.
Beberapa orang yang hadir menyebut pantas menjadi anak hebat dan pintar dalam kesopanan kepada siapa pun
Zhenvia, Ibunda Ratu Ulfa pun tampak berkaca-kaca melihat putrinya diperlakukan begitu istimewa.
Ia menyebut bahwa pendidikan karakter menjadi fokus utama di rumah. “Saya selalu menekankan bahwa menjadi pintar itu penting, tapi lebih penting lagi jadi anak yang tahu sopan santun dan mencintai budaya,” tuturnya haru.
Kirab Boyongan tahun ini mengangkat tema “Bangga Menjadi Wong Pati”. Tema ini seolah hidup dalam sosok Ratu Ulfa.
Ia menjadi wujud nyata dari anak-anak Pati, yang bukan hanya tahu sejarah tapi juga menjalani dan menghargai warisan leluhur.
Kehadiran Ratu Ulfa menjadi semacam pesan kuat, bahwa regenerasi budaya bukan sekadar wacana.
Dengan pendampingan keluarga dan sekolah, anak-anak seperti dia bisa menjadi pelopor pelestarian budaya di tengah arus globalisasi.(@Gus Kliwir)
Discussion about this post